✔✔ PRESIDEN PERAIH 26 GELAR HONORIS CAUSA...!!!
Mungkin hanya beberapa orang yang mengetahuinya, inilah secuil kisah tentang lelaki perkasa, Founding Father Bangsa ini..!!
Didorong ego yang meluap-luap untuk bisa bersaing dengan siswa-siswa
bule, Bung Karno sangat tekun membaca, dan sangat serius belajar.
Di HBS Surabaya misalnya, dari 300 murid
yang ada, hanya 20 murid saja yang pribumi. Satu di antaranya adalah
Sukarno. Sekalipun sulit menarik simpati teman-teman sekelas yang
keturunan penjajah, setidaknya ada satu dua guru,yang menaruh rasa
sayang kepadanya.
Dari simpati gurunya, tak jarang, ia mendapat
fasilitas lebih untuk bisa ‘mengacak-acak’ perpustakaan dan membaca
segala buku, baik yang ia gemari maupun yang tidak ia sukai.
Lantas, manakala problem berbahasa Belanda menghambat rasa haus ilmunya,
ia pun sudah punya jalan pintas: Merayu noni Belanda sebagai pacarnya.
Berpacaran dengan noni Belanda, adalah cara praktis lekas mahir
berbahasa Belanda. Mien Hessels, adalah salah satu pacar Bung Karno yang
berkebangsaan Belanda.
Usia belum genap 16 tahun, Bung Karno
sudah membaca karya besar orang-orang besar dunia. Di antaranya, ia
mengagumi Thomas Jefferson dengan Declaration of Independence yang
ditulis tahun 1776. Sukarno muda, juga mengkaji gagasan-gagasan George
Washington, Paul Revere, hingga Abraham Lincoln.
Tokoh pemikir
bangsa lain, seperti Gladstone, Sidney dan Beatrice Webb juga
dipelajarinya. Ia mempelajari Gerakan Buruh Inggris dari tokoh-tokoh
tadi. Tokoh Italia??
Ia sudah bersentuhan dengan karya Mazzini,
Cavour, dan Garibaldi. Tidak berhenti di situ, Sukarno bahkan sudah
menelan habis ajaran KarlMarx, Friedrich Engels, dan Lenin. Semua tokoh
besar tadi, menginspirasi Sukarno muda.
Penelusuran Bung Karno terhadap karya besar orang besar, tidak pernah berhenti.
Ya, harta Bung Karno terbesar memang buku. Episode kehidupannya yang
lain, mengisahkan betapa dalam setiap pengasingan dirinya, baik dari
Jakarta ke Ende, dari Ende ke Bengkulu, maupun dari Bengkulu kembali ke
Jakarta, bagian terbesar dari barang-barang bawaannya adalah buku.
Semua itu, belum termasuk yang dirampas dan dimusnahkan penguasa penjajah.
Apa muara dari kisah yang dimaksud ??
Sejatinya hanya untuk memperteguh judul di atas :Presiden dengan 26 Gelar Doktor Honoris Causa.
Ya, itulah Sukarno, Presiden Republik Indonesia yang pertama. Itulah
jumlah gelar doktor yang ia terima dari seluruh penjuru dunia, 26 gelar
doktor HC, rinciannya, 19 dari luar negeri, 7 dari dalam negeri.
Yang pertama kali memberi gelar doktor kepada Bung Karno bukan
perguruan tinggi Indonesia, melainkan Filipina: Far Eastern University,
Manila.
Sedangkan perguruan tinggi Indonesia pertama yang
memberinya gelar doktor HC adalah Universias Gadjah Mada Yogyakarta pada
19 September 1951.
Adapun yang tercatat pertama kali
memberinya gelar doktor HC di bidang Ilmu Pengetahuan Teknik adalah
Universitas Berlin, pada 23 Juni 1956. Dalam bidang yang sama, disusul
Universitas Budapest pada 17 April 1960, selanjutnya barulah
almamaternya, ITB pada 13 September 1962.
Catatan menyebutkan
pula, Universitas Islam pertama yang menganugerahkan gelar doktor HC
buat Bung Karno adalah Universitas Al Azhar, Kairo pada 24 April 1960
dalam ilmu Filsafat.
Kemudian, IAIN Jakarta dalam Ushuludin
Jurusan Dakwah pada 2 Desember 1963, disusul Universitas Muhammadiyah
Jakarta untuk Falsafah Ilmu Tauhid pada 1 Agustus 1965.
Negara-negara asal perguruan tinggi yang menganugerahkan gelar Doktor HC
berturut-turut adalah Filipina, Amerika Serikat, Kanada, Jerman Barat,
Uni Soviet, Yugoslavia, Cekoslovakia, Turki, Polandia, Brazil, Bulgaria,
Rumania, Hongaria, RPA, Bolivia, Kamboja, dan Korea Utara.
Adapun perguruan tinggi nasional yang memberikan gelar Doktor HC buat Bung Karno adalah:
1). Universitas Gadjah Mada (19 September 1951) dalam Ilmu Hukum.
2). ITB (13 September 1962) dalam Ilmu Teknik
3). Universitas Indonesia (2 Februari 1963) dalam Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan.
4). Universitas Hasanuddin (25 April 1963) dalam Imu Hukum.
5). IAIN Jakarta (2 Desember 1963) dalam Ushuludin jurusan Dakwah.
6). Universitas Padjadjaran (23 Desember 1964) dalam Ilmu Sejarah.
7). Universitas Muhammadiyah (1 Agustus 1965) dalam Falsafah Ilmu Tauhid.
Sepengetahuan, Sukarno-lah presiden yang menerima gelar Doktor
Honoris Causa terbanyak. Bukan hanya terbanyak, melainkan dari ragam
ilmu yang beragam, mulai dari ilmu teknik, sosial kemasyarakatan, hukum,
filsafat, agama, dll.
Itu adalah satu sisi kehidupan Bung Karno, dari ribuan sisi yang dimilikinya.
Jika Sahabat mempunyai Impian seperti Sukarno, jangan pernah ragu-ragu untuk mewujudkannya.
Semoga secuil kisah hidup diatas dapat menginspirasi Sahabat semua :-D
✔ Sumber : anri.go.id
✔ Indonesia Mencari Fakta